5 Cara Efektif Untuk Menekan Downtime di Proses Manufaktur

Salah satu yang termasuk dalam kelompok waktu tidak produktif adalah waktu tidak beroperasinya mesin atau lebih dikenal dengan istilah downtime.
Downtime sangat berbahaya terhadap kegiatan manufaktur. Ketika mesin atau pekerja menjadi tidak berfungsi, maka produksi terhenti, dan selanjutnya mempengaruhi pemasukan, sehingga mengurangi atau bahkan meniadakan keuntungan perusahaan.
Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk memerangi downtime.


Berikut ini adalah 5 cara efektif untuk meminimalkan downtime di dunia manufaktur :

1. Memperbaharui atau Merawat Mesin-Mesin Produksi Secara Berkala
Meminimalkan downtime berarti juga mencegah terjadinya kondisi di mana mesin tidak dapat berfungsi. Mesin yang sudah terlalu tua dapat menurunkan kemampuan proses produksi, demikian juga dengan mesin yang seringkali mengalami macet atau rusak, akan mempunyai dampak negatif pada hasil produksinya.
Pemeliharaan mesin secara berkala sangatlah penting. Demikian juga dengan program pembaharuan mesin yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil produksi.

2. Jelaskan Downtime Pada Para Pekerja
Sangat disarankan agar para manajer menjelaskan dengan jujur dan terbuka mengenai downtime kepada para pekerja, sehingga mereka lebih merasa dihargai dan dipahami.
Hasil riset mengatakan bahwa komunikasi yang baik antara para manajer dan pekerja merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi.
Apabila para supervisor menjelaskan keterkaitan antara downtime dan pendapatan perusahaan, pada umumnya para pekerja akan merasa menjadi bagian dari team, merasa dilibatkan dalam pengambilan keputusan, dan merasa menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan produktivitas. Para pekerja juga dapat memberi usulan dan saran untuk menekan downtime, meningkatkan moral kerja, melakukan pemeliharaan mesin yang lebih baik dan memproduksi barang yang lebih baik kualitasnya.
Memberi pelatihan pada para karyawan mengenai tahapan proses produksi juga dapat membantu mereka untuk lebih memahami peran dan tugasnya.

3. Evaluasi Pekerja Secara Berkala
Evaluasi pekerja secara berkala adalah sesuatu yang normal harus dilakukan.
Evaluasi tersebut perlu untuk difokuskan pada apa yang menjadi pandangan manajemen, misalnya pada area yang menjadi keberhasilan dan area yang memerlukan peningkatan.
Apabila evaluasinya menggunakan angka-angka yang berkaitan dengan hasil produksi, sangat disarankan untuk mempersiapkan penjelasan dari mana angka-angka tersebut bisa muncul.

4. Perhatikan Efisiensi dari Proses Manufaktur Yang Sedang Berjalan


Seringkali kegiatan di suatu departemen sangat dipengaruhi oleh hasil kegiatan dari departemen lainnya, misalnya penggantian suku-cadang yang cepat dan tepat tergantung pada pemahaman dan kemampuan dari bagian pembelian (purchasing).

Audit terhadap penggunaan energi juga merupakan salah satu langkah penting untuk meningkatkan efisiensi.
Para supervisor juga selayaknya mampu melakukan evaluasi terhadap setiap tahapan dari awal proses produksi hingga menjadi barang-jadi yang kemudian dikirim ke pelanggan. 




5. Bentuklah Target dan Sistem Penghargaan Yang Tepat
Pemberian penalti atas terjadinya downtime yang berlebih merupakan langkah yang biasanya dilakukan oleh perusahaan, misalnya pemberian sangsi disiplin di perusahaan Chevron yang diberikan pada para pekerjanya apabila ditemukan sedang duduk dalam jam kerjanya.
Namun demikian, sangatlah perlu dipertimbangkan untuk menerapkan juga suatu sistem penghargaan apabila para pekerja dapat melampaui target realistis yang telah diberikan.
Penghagaan atas departemen tertentu ketika mereka dapat mencapai target yang telah ditentukan, serta senantiasa memberi informasi terkini mengenai angka produktivitas akan dapat menjaga downtime pada tingkat yang minimal.
Sistem penghargaan yang diberikan dapat berupa hal-hal yang sederhana, misalnya penghargaan melalui pemberian surat penghargaan formal, makan siang gratis, ataupun acara kebersamaan tertentu.

Melalui aktivitas yang memberi motivasi dan menginspirasi para pekerja, downtime akan dapat ditekan. Perusahaan yang secara berkala melakukan pemeliharaan rutin dan pembaharuan mesin produksi akan dapat menciptakan atmosfir yang baik untuk menunjang aktivitas pencapaian target dan minimalisasi downtime.
Melalui tindakan yang tepat pada para pekerja, penyediaan sarana produksi dan distribusi yang tepat, sangat besar kemungkinan terjadinya peningkatan produktivitas yang cukup signifikan. 
[ Cited from 'Manufacturing Business Technology' - 9 Jan'13 Issue ]

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.