Istilah 'shop floor control' dikenal juga sebagai 'production activity control' berkaitan dengan semua aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk memonitor 'berjalannya' proses sebuah order melalui tahapan-tahapan di produksi, yakni dari diterimanya order produksi (= diterbitkan oleh PPIC) hingga penyelesaiannya (= diserah-terimakan ke bagian Warehouse).
Sistem SFC seringkali menggunakan sistem informasi untuk mengkomunikasikan status dari order produksi di tiap tahapan prosesnya. Sistem informasi ini akan mempermudah penelusuran status proses dan penyelesaian sebuah order produksi, antara lain, berapa jumlah order produksi yang harus diproses, apakah dalam tahapan tertentu sudah selesai diproses atau masih berlangsung (= berapa banyak yang sudah diproses dan berapa banyak yang harus diproses lebih lanjut), bagaimana kualitas dari hasil produksi yang sudah diproses, di lokasi mana penempatan hasil produksinya, dan sebagainya.
Dengan adanya sistem Shop Floor Control (SFC) ini, perusahaan akan lebih mudah untuk :
- menentukan prioritas dari sejumlah order produksi
- memonitor jumlah hasil produksi dari tahapan proses tertentu (= sebagai Work In Progress/WIP)
- mempercepat ketersediaan data status proses produksi untuk keperluan capacity control dan capacity requirement planning (CRP).
- mendapatkan data yang dibutuhkan untuk berkoordinasi di seluruh bagian Produksi dengan bagian Marketing, Warehousing dan Accounting.
- mengukur tingkat pencapaian dari Efisiensi, Utilisasi dan Produktivitas dari proses dan mesin produksi, serta penggunaan sumber daya manusianya.
Shop Floor Control ini merupakan aktivitas internal strategis, karena data yang diperoleh sangat berguna untuk keperluan analisa dari berbagai departemen.
Pada posting berikutnya kita akan sedikit menggali lebih dalam mengenai Capacity Requirement Planning.
Semoga bermanfaat!
0 comments:
Komentar baru tidak diizinkan.